Sabtu, 01 Februari 2014

PEPAHAT (SIPUT BULUH)


Sadam pesisir 

Pantai dan laut Teluk Bogam terkenal dengan berbagai jenis hewan laut yang dapat digunakan sebagai bahan konsumsi masyarakat, banyak sekali seperti kerang darah, kopang laut, lokan, kepah, teripang laut, kijing, siput dsb. Salah satunya yang saya bahas adalah ada yang dinamakan pepahat di daerah kami. Pepahat merupakan salah satu spesis hewan laut yang tinggal tertimbun di dalam pasir di lautan. Pepahat akan dapat diambil mengikuti musim air laut surut. Untuk mengambil hewan laut ini dipersiapkan peralatan diantaranya  peralatan dan bahan-bahan untuk mengambil pepahat adalah sebatang kayu (penugal) yang dibuat runcing bagian bawahnya, kemudian ember sebagai tempat, sama ada tempat untuk meletakkan campuran kapur (kentong), lidi atau bambu yang diraut dan kapur. Untuk mmenarik pepahat agar keluar, kapur harus dicampur dengan abu dan garam. Campuran kapur dan garam akan menambah kesan kepedihan pada mata pepahat yang akan menyebabkannya keluar daripada pasir. Abu pula berfungsi utuk mengeraskan kapur supaya tidak terlalu cair. Sehingga kapur bisa bertahan lama.

Untuk mengambil pepahat kita pergi ke laut setelah air pasang mulai surut agar memudahkan melihat matanya. Jarak dari bibir pantai ke arah pengambilan pepahat di daerah kami sekitar kurang lebih 150 m ke arah laut. Cara mengambil pepahat agak unik yaitu seperti kita mau menanam padi di Sawah, yaitu Penugal akan ditumbuk-tumbukan pada pasir sehingga lubang pepahat muncul. Tapi jangan sampai salah lubang, kita harus teliti menentukan lubang asli pepahat tersebut. Kemudian lidi dimasukkan ke dalam campuran kapur yang seterusnya dimasukkan secara hati-hati ke dalam lubang pepahat. Pepahat yang telah keluar dari pasir mesti segera diambil agar tidak masuk kedalam pasir lagi.
Hewan ini sebenarnya tidak terlalu populer tetapi enak sekali, menurut saya sich.. hehe... belum tentu daerah lain memiliki hewan pepahat ini. Di internet kita Cuma mengetahui beberapa jenis pepahat yang telah dikenal pasti. Antaranya pepahat "riong", pepahat gaban yang juga dikenali pepahat "jerenang" bagi setengah tempat dan pepahat biasa.

Pepahat riong mempunyai struktur badan yang lebih panjang dan mempunyai garis-garis kecil pada kulitnya. Pepahat riong merupakan pepahat yang paling mencabar untuk diperoleh karena pepahat ini "degil" untuk keluar daripada pasir walaupun berkali-kali lidi berkapur dimasukkan ke dalam lubangnya. Pepahat ini juga lebih liat dan ringan. Ramai yang tidak menggemari pepahat ini.
Seterusnya pepahat gaban atau jerenang yang bewarna kehitam-hitaman dan nampak seperti berkarat. Pepahat ini mempunyai ukuran yang besar, Berat pepahat ini mampu mencecah satu kilo dalam 50 ekor sekiranya berukuran besar. Rasanya pula lebih manis dan lembut daripada pepahat riong. Walaupun ramai yang menggemari pepahat ini, tetapi terdapat sesetengah orang yang tidak mau makan pepahat ini karena geli dengan struktur dan ukurannya yang bulat dan memanjang. Seperti ini gambarnya.
Pepahat biasa pula berwarna putih dan lebih kecil, Pepahat jenis ini juga mempunyai penggemar yang ramai karena mempunyai rasa sedikit manis dan berstruktur lembut. Selain itu mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
 
Apabila air laut mulai pasang, aku akan mulai berjalan pulang langsung ke rumah, karena sudah tidak mungkin lagi untuk mendapatkan pepahat ini. Selain tidak terlihat matanya juga sangat sulit untuk muncul ke permukaan.
Menurut orang terdahulu selama di pasir pepahat terdapat banyak pantang larang yang kita harus patuhi selama kita mengambil. Sekiranya kita melanggar pantang-larang tersebut, dipercayai akan berlaku kejadian buruk atau pepahat akan lari. Antaranya tidak boleh menggunakan selipar atau kasut di atas pasir pepahat, tidak boleh berpayung semasa mengambil pepahat, dilarang memasukkan pepahat di dalam saku dan menyebut tentang perkara yang tidak baik.

Selain daripada menggunakan penugal untuk mencari mata atau lubang pepahat, kita boleh juga mengenal pasti kewujudan pepahat dengan mencari tahinya. Terdapat berbagai jenis tahi pepahat yang boleh dikenal pasti. Pancutan yang pepahat buat juga dapat dijadikan penjejak keberadaan pepahat tapi sangat jarang itu terjadi. Selalunya pepahatkan memancutkan air pada waktu pagi. Untuk menjejaki pepahat dengan cara tersebut, kita mesti harus peka dan fokus dan memerlukan waktu yang lama, tapi yang paling efektif kita lakukan dengan menggunakan penugal untuk menemukan mata atau lubang pepahat tersebut.

Harga pepahat sekilo pada saat ini di daerah kami sekitar Rp 25.000,-/kg. Tetapi kebanyakan masyarakat lebih memilih membeli daripada turun ke laut langsung mencari, dikarenakan tidak tau mencari mata pepahat itu sendiri. Tapi biasanya kami sering menjual dengan cara per ples sabun, jadi 1 takaran itu sekitar Rp 8.000,-. Harga pepahat pernah jatuh sehingga semasa musim pepahat terlalu banyak. Tetapi itu tidak terlalu mempengaruhi.
Untuk mengkonsumsi pepahat ini yaitu Sebelum dimasak, pepahat perlu dicuci bersih-bersih sambil membuang pasir terlebih dahulu. Orang tua-tua pernah memberitahu bahwa untuk menghilangkan pasir pada pepahat dengan mudah dan cepat, masukkan sedikit garam ke dalam air yang mengandungi pepahat tadi. Berbagai hidangan atau lauk boleh terhasil daripada pepahat. Pepahat boleh dimasak kari, masak kunyit, direbus begitu saja dengan garam atau dicampur bahan penambah perasa yang lain seperti serai, dibuat cucur dan sebagainya.