Sadam pesisir
Pantai dan
laut Teluk Bogam terkenal dengan berbagai jenis hewan laut yang dapat digunakan
sebagai bahan konsumsi masyarakat, banyak sekali seperti kerang darah, kopang
laut, lokan, kepah, teripang laut, kijing, siput dsb. Salah satunya yang saya
bahas adalah ada yang dinamakan pepahat di daerah kami. Pepahat merupakan salah
satu spesis hewan laut yang tinggal tertimbun di dalam pasir di lautan. Pepahat
akan dapat diambil mengikuti musim air laut surut. Untuk mengambil hewan laut
ini dipersiapkan peralatan diantaranya peralatan dan bahan-bahan untuk mengambil pepahat
adalah sebatang kayu (penugal) yang dibuat runcing bagian bawahnya, kemudian
ember sebagai tempat, sama ada tempat untuk meletakkan campuran kapur (kentong), lidi
atau bambu yang diraut dan kapur. Untuk mmenarik pepahat agar keluar, kapur harus
dicampur dengan abu dan garam. Campuran kapur dan garam akan menambah kesan
kepedihan pada mata pepahat yang akan menyebabkannya keluar daripada pasir. Abu
pula berfungsi utuk mengeraskan kapur supaya tidak terlalu cair. Sehingga
kapur bisa bertahan lama.
Untuk mengambil
pepahat kita pergi ke laut setelah air pasang mulai surut agar memudahkan
melihat matanya. Jarak dari bibir pantai ke arah pengambilan pepahat di daerah
kami sekitar kurang lebih 150 m ke arah laut. Cara mengambil pepahat agak unik
yaitu seperti kita mau menanam padi di Sawah, yaitu Penugal akan
ditumbuk-tumbukan pada pasir sehingga lubang pepahat muncul. Tapi jangan sampai
salah lubang, kita harus teliti menentukan lubang asli pepahat tersebut. Kemudian
lidi dimasukkan ke dalam campuran kapur yang seterusnya
dimasukkan secara hati-hati ke dalam lubang pepahat. Pepahat yang telah keluar
dari pasir mesti segera diambil agar tidak masuk kedalam pasir lagi.
Hewan ini sebenarnya tidak terlalu
populer tetapi enak sekali, menurut saya sich.. hehe... belum tentu daerah lain
memiliki hewan pepahat ini. Di internet kita Cuma mengetahui beberapa jenis pepahat
yang telah dikenal pasti. Antaranya pepahat "riong", pepahat gaban
yang juga dikenali pepahat "jerenang" bagi setengah tempat dan pepahat
biasa.
Pepahat
riong mempunyai struktur badan yang lebih panjang dan mempunyai garis-garis
kecil pada kulitnya. Pepahat riong merupakan pepahat yang paling mencabar
untuk diperoleh karena pepahat ini "degil" untuk keluar daripada
pasir walaupun berkali-kali lidi berkapur dimasukkan ke dalam lubangnya.
Pepahat ini juga lebih liat dan ringan. Ramai yang tidak menggemari pepahat
ini.
Seterusnya pepahat
gaban atau jerenang yang bewarna kehitam-hitaman dan nampak
seperti berkarat. Pepahat ini mempunyai ukuran yang besar, Berat pepahat ini
mampu mencecah satu kilo dalam 50 ekor sekiranya berukuran besar. Rasanya
pula lebih manis dan lembut daripada pepahat riong. Walaupun ramai
yang menggemari pepahat ini, tetapi terdapat sesetengah orang yang tidak mau
makan pepahat ini karena geli dengan struktur dan ukurannya yang bulat dan
memanjang. Seperti ini gambarnya.
Pepahat
biasa pula berwarna putih dan lebih kecil, Pepahat jenis ini juga mempunyai
penggemar yang ramai karena mempunyai rasa sedikit manis dan berstruktur
lembut. Selain itu mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
Apabila air laut
mulai pasang, aku akan mulai berjalan pulang langsung ke rumah, karena sudah
tidak mungkin lagi untuk mendapatkan pepahat ini. Selain tidak terlihat matanya
juga sangat sulit untuk muncul ke permukaan.
Menurut orang terdahulu selama di
pasir pepahat terdapat banyak pantang larang yang kita harus patuhi selama kita
mengambil. Sekiranya kita melanggar pantang-larang tersebut, dipercayai
akan berlaku kejadian buruk atau pepahat akan lari. Antaranya tidak boleh
menggunakan selipar atau kasut di atas pasir pepahat, tidak boleh berpayung
semasa mengambil pepahat, dilarang memasukkan pepahat di dalam saku dan
menyebut tentang perkara yang tidak baik.
Selain
daripada menggunakan penugal untuk mencari mata atau lubang pepahat,
kita boleh juga mengenal pasti kewujudan pepahat dengan mencari tahinya.
Terdapat berbagai jenis tahi pepahat yang boleh dikenal pasti. Pancutan yang pepahat
buat juga dapat dijadikan penjejak keberadaan pepahat tapi sangat jarang itu
terjadi. Selalunya pepahatkan memancutkan air pada waktu pagi. Untuk menjejaki pepahat
dengan cara tersebut, kita mesti harus peka dan fokus dan memerlukan waktu
yang lama, tapi yang paling efektif kita lakukan dengan menggunakan penugal
untuk menemukan mata atau lubang pepahat tersebut.
Harga pepahat sekilo pada saat ini di
daerah kami sekitar Rp 25.000,-/kg. Tetapi kebanyakan masyarakat lebih memilih
membeli daripada turun ke laut langsung mencari, dikarenakan tidak tau mencari
mata pepahat itu sendiri. Tapi biasanya kami sering menjual dengan cara per
ples sabun, jadi 1 takaran itu sekitar Rp 8.000,-. Harga pepahat pernah jatuh
sehingga semasa musim pepahat terlalu banyak. Tetapi itu tidak terlalu
mempengaruhi.
Untuk
mengkonsumsi pepahat ini yaitu Sebelum dimasak, pepahat perlu dicuci
bersih-bersih sambil membuang pasir terlebih dahulu. Orang tua-tua pernah
memberitahu bahwa untuk menghilangkan pasir pada pepahat dengan mudah dan
cepat, masukkan sedikit garam ke dalam air yang mengandungi pepahat tadi. Berbagai
hidangan atau lauk boleh terhasil daripada pepahat. Pepahat boleh dimasak
kari, masak kunyit, direbus begitu saja dengan garam atau dicampur bahan
penambah perasa yang lain seperti serai, dibuat cucur dan sebagainya.